*☪️ OBAT SEGALA MASALAH MENURUT IMAM HASAN AL-BASHRI*
Suatu ketika datang seseorang kepada Imam Hasan Al-Basri mengadukan masalahnya.
Orang pertama datang mengadukan musim paceklik, kemudian Hasan Al-Basri berkata kepadanya: “Istighfarlah engkau kepada Allah”.
Kemudian orang kedua datang mengadukan tentang kemiskinannya, Hasan Al-Basri juga berkata kepadanya: ”Istighfar lah engkau kepada Allah“.
Datang lagi orang ketiga mengadukan kondisinya yang tidak kunjung dikaruniai anak, Hasan Al-Basri berkata kepadanya: ”Istighfar lah engkau kepada Allah“.
Datang lagi orang keempat mengadukan tentang kebunnya yang kering, kemudian Hasan Al- Basri berkata kepadanya: ”Istighfar lah engkau kepada Allah”.
Semua keluhan dan masalah yang diadukan kepada Hasan Al-Basri dijawabnya dengan:
“ Istighfar lah engkau kepada Allah”.
Memperhatikan hal tersebut, al-Rabi bin al-Sabih, murid Hasan Al-Basri bertanya kepada Beliau dengan sangat penasaran.
Wahai Syaikh Hasan al-Basri, tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?
Hasan Al-Bashri menjawab:
“Aku tidak menjawab berdasarkan pikiranku sendiri, tetapi karena Allah Subhanahu wata’ala telah mengatakan dalam firman-Nya di Surat Nuh ayat 10-12."
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
📚 (QS. Nuh: 10-12)
TAHMID DAN ISTIGHFAR
Suatu hari, ada seorang kuli pengangkut air yang sehari-harinya senantiasa mengucapkan tahmid dan istighfar . Karena penasaran, Hasan Al-Basri melihat hal tersebut dan menanyakan kepada sang kuli pengangkut air yang saat itu berkunjung ke rumahnya.
“Kalau boleh tahu sejak kapan engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?"
Tanya Hasan Al-Basri.
“Sudah lama”.
Jawab Sang Kuli pengangkut air.
“Kenapa engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?"
Tanya Hasan Al-Basri.
Sang kuli menjawab: “Karena kita selalu berada dalam dua keadaan, kala kita mendapatkan nikmat, seperti nikmat Iman, nikmat Islam dan nikmat kesehatan, kita harus bersyukur kepada Allah namun kala kita berada dalam kondisi lalai, banyak melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat dan menimbulkan kemudharatan, kita harus meminta ampun kepada-Nya". Jawab Sang Kuli.
“Lalu apa faidahnya jika engkau mengucapkan dua kalimat tersebut?" Tanya Hasan Al-Basri lagi.
“Doa-doaku selalu dikabulkan. Tapi ada satu doaku yang belum Allah kabulkan". Katanya.
“Boleh aku tahu doa apa itu?”
"Allah belum mengabulkan doaku untuk bertemu dengan ulama yang sangat Aku kagumi.”
“Siapakah Ulama' itu?”
“Hasan Al-Basri”.
Imam Hasan Al-Basri kemudian memeluk sang kuli dan berkata: “Sekarang Allah telah mengabulkan doamu, akulah Hasan Al-Basri itu.”
Sang kuli pun terkejut dan tidak berhenti mengucap puji syukur karena Allah telah mengabulkan doanya.
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ:
"Barangsiapa selalu beristighfar, niscaya Allah mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan dia rezeki dari arah yang tidak diduganya".
📚 (HR.Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Kemudian istighfar juga membuat musibah tidak jadi turun, kemudian jika turun memudahkan kita menghadapinya dan segera bisa menghilangkan musibah tersebut.
Istighfar yang naik ke langit akan menghalangi musibah yang turun ke bumi.
Karena Sebab kesusahan dan kegelisahan adalah dosa. Allah telah berbuat baik dengan hamba-Nya, yaitu ketika hamba-Nya berbuat dosa maka diberikanlah ia ujian untuk menghapus dosa tersebut. Akan tetapi dengan istigfarnya hamba, terus-menerus dan di mana saja, maka istigfar yang naik ke langit akan menghalangi musibah yang turun ke bumi.
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
*مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا.*
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”.
📚 (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651).
Dan Beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
*مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ*
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”
📚 (HR. Muslim no. 2572).
Terlalu banyak waktu luang kita untuk istighfar. Banyak waktu yang kosong, ketika naik kendaraan, ketika menunggu ketika berjalan dan lain-lainnya. Jika mengingat pesan para salaf (pendahulu) kita, maka kita sangat malu menisbatkan diri kepada mereka. Luqman al-Hakim bepesan kepada anaknya:
*يَا بُنِيَّ عَوِّدْ لِسَانَكَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، فَإِنَّ لِلَّهِ سَاعَاتٍ لَا يَرُدَّ فِيهَا سَائِلًا*
“Wahai anakku biasakan lisanmu dengan ucapan:
*اللهم اغفر لي*
(Allahummaghfirlii) Karena Allah memiliki waktu-waktu yang tidak ditolak permintaan hamba-Nya di waktu itu.”
Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata:
*أَكْثِرُوا مِنَ الِاسْتِغْفَارِ فِي بُيُوتِكُمْ، وَعَلَى مَوَائِدِكُمْ، وَفِي طُرُقِكُمْ، وَفِي أَسْوَاقِكُمْ، وَفِي مَجَالِسِكُمْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ، فَإِنَّكُمْ مَا تَدْرُونَ مَتَى تَنْزِلُ الْمَغْفِرَةُ.*
”Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah, meja-meja makan, jalan-jalan, pasar-pasar dan majelis-majelis kalian di manapun kalian berada. Karena kalian tidak tahu kapan turunnya pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Semoga kita selalu dipermudah oleh Allah untuk senantiasa beristighfar di sela-sela waktu kita.
*اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ*
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu dan memperbagus ibadah pada-Mu.”
📚 (HR. Abu Daud, no. 1524).
*ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar